UIN Alauddin Makassar Gelar Dialog Interaktif, Mega: Ekonomi Syariah Sebagai Solusi Perang Dagang
Luwuk Today, Makassar – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah, menyelenggarakan Dialog Interaktif dengan tema “Ekonomi Islam sebagai Solusi Ketidakpastian Ekonomi Global”, di Aula Rektorat UIN Alauddin, Makassar, Selasa (29/10/2019).

Foto : Ilustrasi/pilarindonesia.com
Ketua Jurusan Perbankan Syariah UIN Alauddin Makassar, Ismawati, mengapresiasi acara itu. ia menilai, Mega yang juga selaku alumni dan pernah menjadi dosen di UIN Alauddin, memang cukup kompeten di bidang ekonomi syariah secara praktis dan teoritis.
Ketua HMJ Perbankan Syariah Fakhri Mahendra Sulaeman, mengatakan ekonomi Islam dapat menjadi solusi atau alternatif untuk bisa bertahan dari ancaman resesi ekonomi 2020.
“Karna ekonomi Islam lebih menekankan pada penguatan sektor riil dan sektor pasar domestik yang berimbang antara produksi dan konsumsi domestik,” tuturnya.
Ketua MPP KA-FoSSEI Mega Oktaviany hadir sebagai pembicara nasional Dalam pemaparannya menjelaskan bahwa kondisi perekonomian dan keuangan global saat ini sedang berada dalam ketidakpastian. Hal ini tentunya akan memberi dampak signifikan terhadap perekonomian dalam negeri.
Menurutnya “Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina tidak kunjung selesai. Hal ini menimbulkan kekacauan keuangan dan perekonomian di berbagai negara-negara di dunia, seperti Jepang, Korea Selatan, India, Brazil, dan beberapa negara di Eropa, termasuk di Indonesia,” paparnya.
Selain itu, kata Mega, pertumbuhan ekonomi indonesia masih stagnan hanya kisaran 5 persen sehingga untuk mengelola perekonomian Indonesia tahun ini cukup sulit. Ia juga menyebut, kinerja perekonomian pada 2018-2019 masih mengalami defisit transaksi berjalan. Untungnya konsumsi domestik masih terjaga baik sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi 5 persen tersebut.
“Secara fundamental, penyebab utama terjadinya pelemahan ini, selain faktor eksternal juga faktor internal, yaitu satu sisi pengelolaan ekonomi yang tidak efisien, BUMN yang mengalami banyak devisit dan kerugian, sementara di sisi lain kebutuhan dan pembangunan semakin meningkat dan ditambah utang luar negeri yang melampaui rasional anggaran belanja,” ucapnya lagi.
Dengan kondisi ekonomi yang memburuk itulah, Mega melanjutkan, diperkukan kehadiran ekonomi Islam baik secara praktis maupun teoritis sebagai solusi terbaik untuk mengahirinya. Sebab, ia menganggap, konsep ekonomi Islam telah terbukti efektif dalam menjawab segala persoalan perekonomian. Terbukti saat terjadi krisis keuangan pada 1998, krisis finansial tahun 2008, dan krisis utang tahun 2013 dan 2018 lalu. Namun, bank-bank berkonsep syariah tetap kokoh menghadapi.
“Negara-negara di Asia seperti Brunei, Singapura, dan Malaysia, yang sedikit banyak menerapkan konsep pengelolaan keuangan syariah tidak berpengaruh dalam krisis yang terjadi tahun 2013 dan 2018. Hal ini membuktikan bahwa konsep ekonomi Rabbani itu bukanlah semata teoritis, tetapi merupakan solusi nyata yang mujarab,” tegasnya.
Untuk itu, Mega berharap, dengan fakta-fakta tersebut dapat menjadi energi yang akan terus memompa semangat para insan akademis, aktivis dan pegiat ekonomi syariah untuk tetap konsisten dan bergerak maju dalam memberi pencerahan dan penyadaran tentang pentingnya ekonomi syariah diterapkan.
Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan penandatanganan kerjasama (MoU) dalam peningkatan SDM dan pengabdian masyarakat untuk bidang ekonomi, keuangan dan perbankan syariah, antara MPP KA-FoSSEI dan UIN Alauddin Makassar. (Latoki/LuwukToday)