Pengangakatan Kepala BNPT Maldaministrasi, Melangkahi Presiden
INDONESIAN Police Watch (IPW) menyayangkan penunjukan Irjen Boy Rafli Amar sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang baru oleh Telegram Rahasia (TR) Kapolri.
Menurut Ketua Presidium IPW Neta S. Pane, penunjukan tersebut adalah sebuah maladministrasi.
“TR Kapolri tentang penunjukan itu bisa dinilai sebagai tindakan melampaui wewenangnya serta mengintervensi Presiden RI Joko Widodo. Untuk itu, pengangkatan Boy Rafli sebagai Kepala BNPT itu harus segera dicabut dan dibatalkan,” ucap Neta, Sabtu (2/4).
Neta mengatakan, pengangkatan Kepala BNPT sejatinya ialah wewenang Presiden, bahkan presiden punya wewenang untuk memperpanjang masa jabatan Kepala BNPT yang menjabat sekarang.
Neta mencontohkan, Ansaad Mbay menjadi Kepala BNPT, presiden pernah memperpanjang masa jabatannya.
Baca juga: Wah, Ternyata Bisnis Narkoba Berdaptasi dengan Dampak Covid-19
Ansaad yang sudah pensiun dari Polri tetap menjabat sebagai Kepala BNPT.
Berdasarkan Perpres Nomor 46 Tahun 2010 tentang BNPT disebutkan bahwa pengangkatan Kepala BNPT dilakukan oleh Presiden.
Jabatan Kepala BNPT juga bisa diisi oleh selain aparatur kepolisian. Artinya, non pegawai negeri juga bisa menjabat posisi Kepala BNPT tersebut.
“Memang sejak berdirinya BNPT, pimpinannya selalu dari kepolisian. Tapi hal itu bukan serta merta Kapolri bisa main tunjuk dan mengganti Kepala BNPT dengan TR-nya,” ujar Neta.
IPW menilai ada dugaan kesalahan administrasi dalam penunjukan Boy Rafli sebagai Kepala BNPT oleh TR Kapolri.
Neta pun mendesak Kapolri segera membatalkan TR pengangkatan Boy Rafli sebagai Kepala BNPT.
Neta juga berharap Presiden Jokowi memperpanjang masa jabatan Komjen Suhardi Alius sebagai Kepala BNPT, sama seperti saat presiden memperpanjang masa jabatan Ansaad Mbay sebagai Kepala BNPT.
“Tidak ada alasan yang serius untuk mengganti Suhardi Alius, kecuali pensiun dari Polri Selama menjabat sebagai Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius tidak bermasalah, semua program BNPT berjalan lancar, termasuk program deradikalisasi,” paparnya.
“Bahkan Suhardi punya prestasi yang sangat menonjol, yakni selama dia memimpin BNPT aksi terorisme di Indonesia cenderung meredup,” tambahnya. (OL-4)
Kategori : Media Eksternal