Luwuk.today, Kendari – ODP Covid-19 di Sultra Meningkat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara (DPRD Sultra) menyayangkan minimnya sosialiasi tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 di berbagai daerah di Sultra.
Demikian pula Koordinasi antar tim Gugus Covid-19 Sultra juga dianggap belum efektif. Padahal jumlah Orang dalam Pemantaun (ODP) di Sultra terus meningkat.
“Di tengah semakin bertambahnya jumlah OPD, sosialisasi Covid-19 di daerah justru masih sangat minim”, ungkap Wakil Ketua DPRD Sultra Muh. Endang SA melalui rilis pers, Jum’at (28/03/2020).
Ia mengungkap beberapa fakta adanya masyarakat yang belum paham tentang Covid-19.
Baca Juga:
Angka ODP Covid-19 Meningkat, Wakil Ketua DPRD Sultra Minta Gubernur Lockdown
“Fakta yang saya temukan sendiri di Kabupaten Konawe Selatan, ada anggota masyarakat yang bertanya, desinfektan itu apa? dan kenapa harus pakai masker”? ujarnya.
Oleh karena itu kata dia, masjid-masjid yang merupakan fasilitas umum yang menyentuh lapisan masyarakat terbawah harus digandeng untuk menyosialisasikan bahaya Covid-19.
“Masjid jumlahnya banyak, dan kegiatannya paling tidak lima kali sehari. Sekalipun shalat berjamaah dilarang, tidak berarti pengurus masjid sudah tidak boleh ke masjid”, jelasnya.
Endangg juga menyatakan bahwa kepala daerah harus segera bergerak.
“Jangan hanya sekadar mengeluarkan himbauan, tapi dibutuhkan langkah konkrit yang nyata dan tegas”, tandasnya.
Baca Juga: 2.498 Orang di Sultra Masuk ODP
Selain itu koordinasi antar Gugus Covid-19 dinilai masih belum efektif, sehingga berdampak pada lambatnya pengiriman sampel hasil uji coba pemeriksaan pasien baik yang berstatus ODP maupun PDP (Pasien dalam Pemantauan)
“Koordinasi antara tim Gugus Tugas Covid-19 Sultra tidak berjalan efektif karena kuranngya koordinasi antara Dinas Kesehatan Priovinsi dan RSUD Bahteramas, yang berdampak pada keterlambatan pengiriman sampel swab pasien PDP asal Kolaka”, terangnya.
Akibatnya lanjut politisi Partai Demokrat ini, sampai saat ini hasil uji swab pasian PDP asal Kolaka belum ada karena memang terlambat dikirim.
Keterlambatan ini menyebabkan masyarakat yang pernah memiliki kontak dengan pasien PDP yang meninggal merasa resah dan cemas.
“Masyarakat Kolaka, terutama yang memiliki kontak dengan pasien PDP yang meninggal, telah dilanda keresahan dan kecemasan atas belum adanya hasil laboratorium itu”, jelasnya.
Oleh karena itu kata dia, Gugus Tugas Covid-19 harus dievaluasi.
“Gugus Tugas harus memperkuat koordinasi, jangan bekerja sendiri-sendiri, yang ujungnya saling menyalahkan”, pungkasnya. []