MUHAMMADIYAH
Oleh: Fahmi Salim
Silakan cermati perjalanan ormas yang menamakan dirinya Muhammadiyah ini .
Luwuk.today, Islam – Selama 107 tahun sejak berdirinya 18 Nopember 1912 M. Bahkan sudah 111 tahun menurut kalender Hijriyah, sejak 8 Dzulhijjah 1330 H. Dan ternyata Muhamadiyah memang sudah S2 ( Sampun Sepuh/ Sudah Tua).
Katanya KH. Ahmad Dahlan membangun pondasi persyarikatan ini dengan batu keteguhan aqidah yang lurus, pasir purifikasi, semen modernitas berkemajuan dan air kepedulian sosial. Masya Alloh.
Rocky Gerung saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhamadiyah Surabaya (UMSurabaya) 19 Januari silam, ia mengatakan bahwa
Muhammadiyah bukan hanya sekadar merawat akal sehat melalui glorifikasi retorik, tapi Muhammadiyah secara mendasar mendirikan infrastuktur akal sehat dengan pendirian sekolah dan universitas.
Selama perjalanan kiprahnya, Muhamadiyah senyap dari bersorak lantang menjaga NKRI, absen di penghakiman intoleransi, enggan mengklaim paling menjaga kebhinekaan, tidak turut bersorak pada gegap gempitanya isu radikalisme.
Jawabannya hanya satu, karena Muhammadiyah sejak dulu sudah mati-matian berkontribusi untuk kemajuan negara bahkan mendorong dan berpartisipasi aktif mendirikan NKRI. Paling jago menghargai perbedaan tidak pernah membubarkan kegiatan. Menyikapi isu radikalisme dengan sangat rasional. Gerakan intoleransi cukup diserahkan polisi.
Muhamadiyah tidak abai melihat kesewenang-wenangan, jika ada peraturan perundang-undangan yang berpotensi merugikan public, *Judicial review* menjadi pilihan. Alhamdulillah, selalu selamat dari pusaran politik praktis tetapi anggota dan simpatisannya sudah mampu dan cakap menempatkan diri.
Muhamadiyah sejak dulu khusyuk dan tenang dalam beribadah, tidak perlu berteriak-teriak menggangu kiri dan kanan. KOKAM-nya lurus tidak mengenal ilmu kekebalan dan perilaku aneh lainnya. Tapak Sucinya tidak mengenal tenaga dalam dengan amalan-amalan dan ritual yang menyelisihi sunnahnya.
Waktunya tidak habis dan sia-sia untuk mengurusi kekurangan ormas lain dan menganggapnya sebagai khazanah perbedaan. Bahkan mampu bersinergi dengan mereka apalagi berbagai elemen ormas Islam. Sehingga fokus pada pembenahan. []