Media Eksternal

Masker Transparan Buatan Wonogiri bagi Kaum Tuli


Pandemi korona ternyata memunculkan banyak inovasi dan kreativitas. Hal itulah yang dilakukan Eka Sari Utami, 25, seorang pemerhati penyandang tunarungu di Wonogiri. Dia membuat masker khusus bagi warga tuli supaya tetap bisa leluasa berkomunikasi dan tetap aman dari kemungkinan terinfeksi covid-19.

Alumnus D3 Jurusan Rekam Medis dan Kesehatan Sekolah Vokasi UGM Yogjakarta itu menuturkan kreativitas itu muncul ketika kalangan kaum tuli di Wonogiri memperlihatkan gambar masker di media sosial. Masker tersebut bukan masker biasa, tapi masker transparan. Adanya di Amerika.

“Ya, terus terang saja, saya sebagai seorang penerjemah bahasa isyarat penyandang tuli prihatin karena di Indonesia belum ada masker khusus untuk mereka. Yang ada hanya masker yang menutupi mulut, sehingga menyulitkan mereka untuk berkomunikasi,” ungkap Eka, Jumat (1/5).

Baca juga: Berwujud Masker, Karakter-Karakter Disney Siap Bantu Halau Virus

Melihat fakta tersebut, dia tergerak untuk membuatnya. Namun, Eka tidak bisa menjahit.

Beruntung Eka mengenal Sutantini, warga tuli di Dusun Pakis, Desa Wuryorejo, Wonogiri yang berprofesi sebagai penjahit. “Saya dekati dan saya ajak ngobrol, apakah bisa memenuhi harapan teman-teman sesama tuli untuk mewujudkan masker transparan. Dia sanggup, maka jadilah. Saya membiayai secara pribadi dan mencoba membuat desainnya dan Mbak Sutantini yang menjahit,” imbuh Eka.

Perlu beberapa kali uji coba untuuk membuat masker transparan. “Baru desain ketiga yang pas dan memenuhi kebutuhan para penyandang tuli, sehingga mereka bisa menggunakan masker yang enak dipandang dan bermanfaat untuk berkomunikasi, serta memproteksi dari kemungkinan terinfeksi saat berkegiatan,” paparnya.

Ternyata, lanjut Eka, yang dia lakukan bersama Sutantini menarik perhatian Gerkatin (Gerakan Kaum Tuli Indonesia) di luar Wonogiri. “Sejumlah dokter THT yang membina penyandang tunarungu juga mengapresiasi. Mereka meminta agar saya bisa memproduksi secara massal,” papar Eka.

Munculnya apresiasi dari banyak pihak, membuat Eka dan Sutantini semangat untuk memproduksi masker transparan secara massal. Namun sayangnya, mereka berdua tidak memiliki modal, sehingga untuk membuat dalam jumlah banyak, mereka membutuhan donasi sosial dari kaum dermawan.

Dari gambar yang Eka pamerkan lewat media sosial, ternyata ada seorang pemerhati tuna rungu dari Tebet, Jakarta bernama Ifan Ohsi yang siap mendanai. Masker transparan yang dibuat dari kain khusus dan mika itu dibandrol Rp15 ribu/pcs.

“Untuk teman-teman tuli Wonogiri, kami bagikan gratis. Namun, saya tetap ingatkan mereka untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak dan tidak boleh bergerombol,” tukasnya.

Menurut Eka, saat ini dia sudah menerima pesanan dari sejumlah dokter THT di Solo, Gergatin Yogjakarta, Kebumen, Tegal, Jakarta, dan juga Bandung.

Sejak muncul ide pada 5 April dan uji coba pembuatan pada 8 April, kini Eka sudah menghasilkan 43 masker transparan. Sutantini mampu membuat 5 lembar masker per hari.

“Syukur syukur ada yang bersedia berdonasi, sehingga produksi rumahan masker transparan untuk kaum tuli di Pakis RT 001/RW 009, Desa Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, bisa diproduksi secara massal,” pungkasnya. (OL-14)

Sumber : https://mediaindonesia.com/read/detail/309365-masker-transparan-buatan-wonogiri-bagi-kaum-tuli

Kategori : Media Eksternal

Related Articles

Back to top button