Media Eksternal

Mahasiswa Kritisi Komcad


WACANA diadakannya program komponen cadangan (komcad) mendapat respons kritis dari mahasiswa. Program pendidikan berkonsep militer dinilai tidak menjamin menumbuhkan jiwa nasionalisme di kalangan mahasiswa.

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) meminta pembahasan komcad oleh pemerintah antara Kemenhan bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus inklusif dan tidak ada narasi otoritarianisme. 

“Kemenhan harus menjadi leading sector yang inklusif dalam menampung setiap aspirasi mahasiswa. Jangan ada narasi otoritarianisme dalam penyesuaian keadaan di lapangan saat masa pandemi seperti ini,” kata Kordinator Pusat BEM-SI Remy Sahertian menjawab Media Indonesia, terkait polemik komcad, kemarin.

Remy yang juga mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ini mengutarkan langkah pemerintah untuk mengadakan komcad di lingkungan kampus seharusnya memiliki urgensi yang jelas terlebih dahulu serta penyampaian pemahaman dari segi konsep ataupun teknis. 

Ia mengingatkan fokus membangun sumber daya manusia dan juga sinkronisasi untuk implementasi bela negara harus disampaikan kepada stakeholder pendidikan secara menyeluruh. Jangan sampai masih banyak perbedaan persepktif antar kampus, rektor, dan lainnya.

“Mahasiswa yang nantinya akan menjadi objek dari narasi besar ini seharusnya juga sangat perlu untuk dilibatkan dalam mendengar pandangan dan keresahannya,” pungkas Remy.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPB University, Bhirawa Ananditya Wicaksana, mengkritisi inisiatif Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang mencanangkan program tersebut.

Menurutnya, jika ingin menghidupkan jiwa bela negara, mahasiswa tidak harus mengikuti pendidikan militer. “Kami meyakini bahwa memang perlu upaya untuk terus membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan pemuda, khususnya mahasiswa. Namun, apakah caranya harus dengan program pendidikan militer? Kami rasa tidak,” kata Wicak kepada Medcom.id, kemarin.

Ia mencontohkan di kampusnya, IPB University, materi yang menghidupkan rasa nasionalisme telah ada sejak mahasiswa berada di tingkat pertama. Selain itu, ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa), serta pelatihan bela negara yang diberikan ketika masa perkenalan kampus, dan juga fakultas.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenhan telah membuka pendaftaran rekrutmen Komcad sejak 1-29 Agustus 2020. Rekrutmen dilakukan untuk memperkuat pertahanan nasional, terutama saat darurat.

Kampus merdeka

Mendikbud Nadiem Makarim dalam siaran langsung Instagram bersama Deddy Corbuzier, kemarin, menjelaskan konsep awal kerja sama dengan Kemenhan terkait program komcad sebagai bagian dari program kampus merdeka.

Dalam program itu, mahasiswa selama satu semester bisa memilih mengikuti pendidikan kemiliteran. “Kalau wajib militer, saya baru tahu. Kalau yang dengan Kemenhan, itu berhubungan dengan program kampus merdeka. Mahasiswa secara voluntary, kalau ingin misalnya satu semester pelatihan perwira, atau officer training buat military, military leadership school,” terang Nadiem. (H-1)

 

Sumber : https://mediaindonesia.com/read/detail/339743-mahasiswa-kritisi-komcad

Kategori : Media Eksternal

Related Articles

Back to top button