Kiat Meraih Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
Luwuk.today,- Kita berada di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Salah satu keistimewaan sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan adalah adanya malam lailatul qadar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk mencari malam Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir. Tepatnya pada malam-malam ganjil. Beliau bersabda;
“Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan”. (Terj. HR. Bukhari).
Lailatul qadar malam yang mulia lagi penuh berkah. Ia lebih baik dari seribu bulan. Artinya amal shaleh pada malam Lailatul qadar lebih baik dari amal shaleh selama seribu bulan tanpa lailatul qadar. Oleh karena itu mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar ini merupakan karunia besar dan nikmat yang sangat berharga. Sebaliknya orang yang luput dari kebaikan malam lailatl qadar ini telah merugi dan luput darinya kebaikan yang banyak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Di dalamnya (bulan Ramadhan) terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang terhalangi dari kebaikan malam tersebut maka ia telah terhalangi (dari kebaikan yang banyak). (Terj. HR. Nasai).
Oleh karena itu hendaknya meningkatkan kesungguhan beribadah di sepuluh malam ini demi mendapatkan kemuliaan Lailatul qadar.
Ada lima hal yang penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan sebagi upaya meraih kebaikan malam Lailatul Qadar yang mulia ini.
Persiapan Yang Matang
Yakni menyiapkan fisik dengan mengkondisikan tubuh agar tetap fit dan bugar pada malam hari. Seperti istirahat yang cukup serta menghindari keletihan pada siang hari. Karena ketika fisik terlalu letih akan menjadi sebab cepat ngantuk pada malam hari. Akibatnya tidak bisa memaksimalkan waktu malam dengan ibadah.
Dianjurkan pula tidak makan berlebihan saat buka puasa dan makan malam. Karena kelebihan makan menyebabkan tubuh terasa berat melakukan ibadah dan cepat ngantuk.
Selain itu dianjurkan pula meninggalkan kesibukan yang menyita waktu dan menguras tenaga pada siang hari maupu malam bakda tarawih. Seperti berbelanja dan keluar masuk pasar/mall/supermarket untuk berburu diskon lebaran. Keperluan lebaran berupa pakaian dan makanan sebaiknya disiapkan sebelum memasuki bulan Ramadhan, paling lambat sebelum memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Sucikan Jiwa dari Dosa
Mensucikan dan mengosongkan jiwa dari dosa dan maksiat, yakni melalui taubat nasuha. Meninggalkan dosa-dosa besar, Karena syarat mendapatkan keutamaan Ramadhan dan malam Lailatul Qadar adalah meninggalkan dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at berikutanya, dan bulan Ramadhan ke bulan Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa diantaranya selama dosa-dosa besar dijauhi“. (HR. Muslim).
Dosa dan maksiat juga membuat tubuh merasa berat melakukan ibadah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Asy-Syarh;
“Bukankah kami telah lapangkan dadamu, dan kami ampuni dosa-dosamu, yang membebani punggugmu”, (Qs. Asy-Syarh: 1-3).
Isi Hati dengan Cinta dan Pengagungan Kepada Allah
Hal ini dilakukan dengan mengamati dan merenungkan tanda kebesaran Allah pada diri manusia dan alam raya secara umum.
Termasuk merenungkan keluasan rahmat dan nikmat Allah dalam kehidupan. Serta merungkan adzabNya yang pedih pada para pendosa. Sebab semakin lembut hati seseorang semakin mudah melakukan ibadah dan amal shaleh.
Memilih amalan yang lahir dan batin yang dipriorotaskan pada malam yang mulia ini. Sebab amalan itu bertingkat-tingkat. Setiap orang dibukakan pintu amal yang berbeda-beda. Masing-masing orang dimudahkan melakukan suatu amalan yang tidak dibukakan dan dimudahkan bagi orang lain.
Menghindari Perbuatan Sia-sia Pada Malam Ini
Hendaknya menghindari melakuka perbuatan sia-sia yang tidak bermanfaat. Seperti cerita dan obrolan yang berlebihan, berselencar di dunia maya, sibuk dengan medsos dan sebagainya.
Hal yang tidak penting yang kadang menyita perhatian adalah sibuk mengamati dan mencaritemu tanda-tanda malam Lailatul Qadr.
Sebaliknya hendaknya menyibukkan diri dengan amal shaleh dengan meningkatkan kesungguhan dalam setiap ibadah yang dilakukan.
Sebab mendapatkan kemuliaan dan keutamaan malam Lailatul Qadar tidak ditentukan oleh melihat tanda-tandanya. Mengetahui dan melihat tanda-tanda Lailatul Qadar bukanlah syarat mendapatkan kemuliaan dan keutamaannya. Tapi syaratnya adalah iman dan ihtisab dalam setiap amal ibadah yang dilakukan malam itu. –sym- []
Sumber: Hakadza Kaana An-Nabiyyu shallallahu ‘alaihi wa sallam fi Ramadhan