Khofifah Pamer Angka Sembuh, Padahal…. Penularan Masih Tinggi
DUA pekan berlalu sejak Presiden Joko Widodo memberikan ultimatumnya kepada Gubernur Jawa Timur untuk mengendalikan pandemi covid-19 di wilayahnya. Hari ini, Khofifah mengklaim bahwa dirinya telah memenuhi tuntutan Presiden dengan memperlihatkan angka kesembuhan.
“Upaya mengendalikan pandemi covid-19 di Jawa Timur mulai membuahkan hasil signifikan,” ucap Khofifah yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur di Surabaya, seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, angka kesembuhan pasien di wilayah setempat selama dua pekan membaik, yakni mencapai 37,34% dari keseluruhan pasien positif dari 3.429 pasien sembuh di 25 Juni 2020, menjadi 5.579 pasien sembuh pada 8 Juli 2020.
Baca juga : Empat Hari Lagi Tenggat Waktu Jokowi untuk Khofifah
Saat Presiden mendatangi Jatim, Kamis (25/6) lalu, tercatat ada 10.532 total kasus terkonfirmasi positif di sana, dimana 27.902 orang dalam pemantauan (ODP), 9.966 pasien dalam pengawasan (PDP). Kasus sembuh 3.429 orang dan meninggal dunia 799 orang.
Bagaimana dengan situasi hari ini? Media Indonesia mencoba menelusuri data virtual yang disajikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur. Per 9 Juli 2020, tercatat ada 14.941 kasus positif, 30.516 ODP dan 11.923 PDP. Lalu, jumlah pasien sembuh 5.579 orang dan 1.139 orang meninggal dunia.
Artinya, selama 14 hari telah terjadi lonjakan kasus positif covid-19 yang signifikan di Jatim, yakni dari 10.532 kasus menjadi 14.941 kasus, melonjak 4.409 kasus atau naik 42%.
Dari angka-angka itu, informasi penting yang dibutuhkan untuk menilai ‘keberhasilan’ Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa adalah melalui angka penularan virus (rate of transmission/Rt) . Angka ini dapat menunjukkan bagaimana virus menyebar pada suatu daerah.
Dari dashboard covid-19 yang disajikan di laman www.thebonza.com, tampak jelas bahwa Rt Jawa Timur terus bergerak naik. Jika pada 25 Juni 2020, Rt masih di angka 1.12 maka per 6 Juli 2020 angka tersebut sudah bertengger di 1.32. Artinya, pandemi covid-19 di Jatim belum bisa dikendalikan.
Angka ini juga yang menjadi patokan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam memutuskan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga negara-negara di dunia untuk menetapkan status lockdown (karantina).
Rt diperoleh dari rata-rata dari jumlah orang yang terinfeksi oleh orang yang sudah terinfeksi. Semakin tinggi Rt, maka semakin tinggi tingkat penyebaran pada daerah tersebut.
Jika Rt di bawah 1.0, setiap infeksi akan menyebabkan kurang dari satu infeksi lainnya, dan virus akan berhenti menyebar. Jika Rt di atas 1.0, setiap infeksi akan menyebabkan lebih dari satu infeksi lain (virus menyebar dengan cepat). Misalnya, Rt 2.0 berarti 1 pasien yang terinfeksi akan menulari rata-rata 2 pasien lainnya.
Penularan virus SARS-COV-2 penyebab covid-19 yang tinggi di Jatim terlihat dari terus melonjaknya kasus, dari 10.532 kasus positif menjadi 14.941 kasus. Sebanyak 8.223 orang atau lebih dari separuhnya kini dirawat dan memenuhi ruang-ruang isolasi rumah sakit yang tersedia, yakni sebanyak 4.221 pasien. (H-2)
Baca juga : RS Overload, Sidoarjo Usulkan 5 RS Rujukan Baru
Baca juga : Kasus Korona kian tak Terbendung di Kota Malang
Kategori : Media Eksternal