BeritaIslamNasional

JSIT: Sekolah Islam Terpadu Bukan Penghasil Radikalisme

Foto Rakornas Jaringan Sekolah Islam Terpadu 2019
Rakornas JSIT 2019

Luwuk.today, Jakarta – Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) menampik tuduhan bahwa Sekolah Islam Terpadu merupakan penghasil radikalisme. Hal itu ditegaskan Ketua Dewan Pembina JSIT Dr. Sukro Wahab, M.Si saat menyampaikan sambutan pada pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) JSIT, Sabtu (7/12/2019) di Jakarta.

“JSIT bukan sekolah penghasil radikalisme. Justru di SIT, ditumbuhkan anak-anak yang mencintai bangsa dan tanah air Indonesia”, ujar Sukro dihadapan 175 peserta Rakornas JSIT 2019.

Baca Juga: Kemenag Akan Tulis Ulang 155 Buku Pelajaran Agama, Ini Tanggapan Wasekjen MUI KH. Zaitun Rasmin

Sukro mengajak para penyelenggara dan pengelola sekolah Islam terpadu untuk menyikapi stigma buruk terhadap sekolah Islam terpadu dengan bijak.

“Kita sikapi adanya stigma buruk  dengan bijak, meliputi dengan penguatan nilai nilai Islam, meluruskan stigma radikalisme, menguatkan konsesus dasar nasional, objektivitasi sumber-sumber keilmuan, counter isu dengan kajian, performance aktivis pendidikan, penyempurnaan pemahaman Islam yang tepat dan benar, tingkat komunikasi dengan unsur pemerintahan, berintegrasi dengan kearifan lokal, bersinergi dalam mewujudkan pembangunan, dan bedah sejarah perjuangan tokoh tokoh Islam.” jelas Sukro yang pernah memimpin JSIT Indonesia sejak 2006-2017 lalu.

Sementara itu Ketua Umum JSIT H. Mohammad Zuhri mengatakan, Pendidikan Islam harus beradaptasi dan berpacu mengikuti  kemajuan Ilmu pengetahuan & teknologi.  Namun, identitas dan jatidiri Pendidikan Islam  tetap harus memiliki ‘roadmap’ yang sudah pasti agar tujuan utama pendidikan tidak bergeser.

“Tugas kita di Sekolah Islam Terpadu,  karya terbaiknya adalah menghasilkan generasi dan sumber daya manusia strategis untuk Indonesia ke depan. Hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yakni untuk menciptakan manusia-manusia yang bertaqwa kepada Allah swt,” Ungkap Zahri.

Baca Juga: Gelar Rakornas, JSIT Tegaskan Komitmen Kontribusi Pada Kemajuan Bangsa

Zahri mengajak seluruh komponen institusi pendidikan Islam untuk kembali meletakkan tujuan pendidikan nasional menuju kemajuan bangsa. Pendidikan Islam diarahkan kepada persatuan dan tidak memecah belah bangsa.

“Mari kita sadari betul bahwa tujuan Pendidikan Islam, mestinya punya kemauan dan kemampuan untuk membangun negaranya, untuk mencintai negaranya. Tidak ada pendidikan Islam yang mengajarkan membenci negaranya. Tidak ada pendidikan Islam yang mengajarkan memecah-belah persatuan bangsa,” Tegasnya. []

Udin Muna

Udin Muna adalah da'i dan jurnalis Luwuk Today. Pria kelahiran 1980 ini menyukai dunia tulis dan jurnalistik sejak kuliah. Saat ini mukim di Bogor Jawa Barat sebagai guru ngaji. Untuk menyalurkan hobi menulisnya disalurkannya melalui www.luwuk.today dan media lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button