Industri Sawit belum Dukung Ketahanan Keluarga
KEBERHASILAN industri kelapa sawit di Indonesia masih meninggalkan beberapa permasalahan, antara lain, kerusakan ekologis, proletarisasi pekebun, ketimpangan agraria, dan masalah perburuhan.
Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Herry Yogaswara, di Jakarta kemarin. Menurutnya, kelapa sawit sebagai entitas industri yang sangat mumpuni dalam mengurangi tingkat kemiskinan, terutama terhadap sebagian besar masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ekonomi di dalamnya.
Namun, Herry menambahkan teras industri yang padat karya ini masih dipenuhi dengan rangkaian permasalahan. Salah satu permasalahan yang belum memiliki solusi memadai ialah tentang rantai pasok perekonomian kelapa sawit yang berdampak terhadap ketahanan keluarga dan pemenuhan kepentingan terbaik bagi anak.
Pusat Penelitian Kependudukan LIPI bekerja sama dengan Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) telah melakukan penelitian untuk menggali lebih dalam tentang adanya praktik perburuhan anak dalam swadaya kelapa sawit skala kecil.
Penelitian ini merupakan bentuk komitmen LIPI dan PKPA untuk andil mewujudkan roadmap Indonesia Bebas Pekerja anak tahun 2022 dengan visi ‘masa depan tanpa pekerja anak’.
Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Mochammad Wahyu Ghani, menyatakan adanya praktik perburuhan anak di lingkungan perkebunan kelapa sawit di salah satu desa di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. “Tekanan ekonomi keluarga memanglah menjadi salah satu alasan mengapa masih ada pekerja anak di lingkungan kelapa sawit,” ujar Ghani.
Pada kesempatan itu, Direktur Eksekutif Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Indonesia Keumala Dewi menambahkan, dalam membangun ketangguhan keluarga petani sawit tidak bisa dari internal keluarga saja. Ia menyebut pemerintah dan perusahaan harus membangun kemandirian petani sawit, mulai ekonomi hingga kontrol atas tanah.
Dengan demikian, imbuhnya petani bisa mengontrol asetnya dan menciptakan harga tawar yang tinggi terhada konsumen dan akhirnya dapat memenuhi hak dasar anak,” pungkas Keumala. (Ata/H-1)
Sumber : https://mediaindonesia.com/read/detail/339745-industri-sawit-belum-dukung-ketahanan-keluarga
Kategori : Media Eksternal