BeritaNasional

Dua Santriwati Ma’had Elkisi Mojokerto Luncurkan Buku

Foto Peluncuran dua buku karya santiwati elKISI Mojokerto
Peluncuran dua buku karya santiwati elKISI Mojokerto. Foto: Net

Luwuk.today, Mojokerto – Santriwati eLKISI Mojokerto. Bertepatan Hari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, (9/11), Ma’had eLKISI Mojokerto menggelar acara istimewa. Islamic Center pimpinan KH Fathur Rohman ini meluncurkan dua buku karya santrinya. Masing-masing adalah Mager (Muslim Anti Galau Generation) gubahan Faradilla Awwaluna Musyaffa’ dan Move on from Jahiliyah Move in to Jannah yang ditulis Nailul Muwafaqoh.

Kedua penulis adalah santri yang baru lulus dari SMA eLKISI.

Naskah buku yang disusun untuk memenuhi syarat kelulusan itu diterbitkan atas rekomendasi Dosen ITS Lukman Noerochim PhD, dan Akademisi Universitas Airlangga, Titien Diah S.

Peluncuran berlangsung di Aula eLKISI, dihadiri para santri SMA, ustadz dan ustadzah, pengurus yayasan, dan orangtua santri serta tamu undangan.

Dalam presentasinya, Faradilla Awwaluna Musyaffa mengatakan, ia mampu menulis karena suka membaca.

Foto Santriwati eLKISI Mojokerto
Santriwati eLKISI Mojokerto. Foto: Net

“Dengan membaca, kita memiliki koleksi kata-kata yang memudahkan untuk menulis,” kata gadis 17 tahun asal Surabaya ini.

Fara mengungkapkan, dalam menyusun buku pertamanya ini, ia harus menempuh perjuangan berat.

”Laptop saya sampai rusak, jadi harus bolak-balik ke warnet. Pernah saya harus bepergian 22 km untuk urusan menulis ini,” papar dara yang biasa menulis di laman media sosial.

Tentang bukunya, Fara menyatakan bahwa kegalauan yang melanda manusia solusinya ”di langit”. Yakni kembali pada Allah SWT dan tuntunan agama Islam.

”Islam solusi terbaik untuk mengobati kegalauan,” tandasnya.

Tidak kalah pintar dalam bertutur kata, Nailul Muwafaqoh mempresentasikan bukunya dengan pede bingitz.

Gadis 18 tahun asal Gresik ini menyatakan, yang terberat setelah hijrah adalah istiqomah.

”Salah satu tantangan hijrah adalah dikatai sok suci, sok ustadzah, dan lain-lain. Kita balas saja, jangan sok maksiat, jangan sok pendosa dong,” tutur Nailul yang mengaku pernah mengalami kehidupan dunia jahiliyah.

Setelah berhijrah, ia sangat menyesalkan masa lalunya.

”Jika waktu bisa diputar, Saya ingin mondok di eLKISI sejak dini,” ujarnya.

Kepada adik-adik kelasnya di ma’had ia berpesan, jangan malas, jangan futur, dan jangan nyalahin setan. ”Karena tugas setan memang menyesatkan. Tinggal kita yang harus berkomitmen untuk Istiqomah setelah berhijrah,” tandasnya.

Dalam sambutannya, Kepala Cabang Dinas Kemendiknas Taufik, memberikan apresiasi tinggi untuk kedua santri dari generasi milenial.

Sedangkan Lukman Noerochim mengatakan, kedua buku merupakan legacy (jejak) kedua santri yang akan melanjutkan pendidikan ke Afrika.

Menurut Wakil Direktur Ma’had eLKISI, Ustadz Ainur Rofiq Lc, Fara dan Nailul mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Internasional Afrika di Sudan.

”Kedua santri bersama rekannya Thomas Alka, akan berangkat ke Sudan pekan depan,” ujarnya.

Udin Muna

Udin Muna adalah da'i dan jurnalis Luwuk Today. Pria kelahiran 1980 ini menyukai dunia tulis dan jurnalistik sejak kuliah. Saat ini mukim di Bogor Jawa Barat sebagai guru ngaji. Untuk menyalurkan hobi menulisnya disalurkannya melalui www.luwuk.today dan media lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button