Dibandingkan Mei, Positivity Rate Periode Juni Lebih Rendah
SEJAK pertengahan Juni, penambahan kasus harian covid-19 di Indonesia berada di kisaran 1.000. Namun, hal itu tidak berarti angka positivity rate juga tinggi.
Epidemiolog Dewi Nur Aisyah menjelaskan positivity rate tidak hanya dilihat dari angka, melainkan juga jumlah orang yang diperiksa. Secara nasional, positivity rate Indonesia mencapai 12%, atau di atas standar positivity rate Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5%.
Akan tetapi, dibandingkan Mei, positivity rate saat ini lebih rendah. “Di pertengahan Mei ada 3.448 orang positif dalam waktu satu minggu. Orang yang diperiksa sekitar 26.000. Jadi dari 26.000 orang, ada 3.000 yang positif. Sehingga, angka positivity-nya adalah 13%,” jelas Dewi, Kamis (2/7).
Baca juga: Update Covid-19, Pasien Sembuh Capai 26.667 Orang
Lebih lanjut, Dewi mengatakan rata-rata penambahan kasus baru covid-19 sepanjang Juni sebanyak 8.000 dalam seminggu. Adapun orang yang diperiksa mencapai 55.000. Dengan begitu, positivity rate saat ini berkisar 12%. Dapat dikatakan kecepatan penularan covid-19 melambat dari bulan sebelumnya.
Dia menekankan jika angka nasional 12%, maka setiap kabupaten/kota memiliki data yang berbeda. Dalam hal ini, ditelaah dari jumlah kasus positif dibandingkan jumlah orang yang diperiksa.
“Jumlah kasus covid-19 terbanyak memang dari Surabaya. Tapi begitu dilihat dari perbandingan 100.000 penduduk, ceritanya jadi berbeda. Walaupun Surabaya masuk lima besar, tapi kalau dari provinsi tidak masuk lima besar,” papar Dewi.
Baca juga: Indonesia Bergabung dengan WHO Teliti Tingkat Infeksi Covid-19
Kepadatan penduduk, lanjut dia, menjadi salah satu faktor risiko penularan covid-19. “Kita bisa lihat Jawa Timur merupakan zona titik merah. Padahal kalau saya lihat, Jawa Timur dengan seluruh kabupaten/kota tidak semua itu angkanya tinggi,” imbuhnya.
Perbandingan positivity rate juga dapat dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah kasus covid-19.
“Peringkat pertama Kota Surabaya dengan 5.700 kasus. Tapi ternyata peringkat kedua Kabupaten Sidoarjo dengan 1.387 kasus, yaitu seperempat kasus dari Surabaya. Peringkat ketiga Gresik itu sepersepuluh dari kasus Surabaya,” ujar Dewi.(OL-11)
Kategori : Media Eksternal