BeritaNasional

BKsPPI: New Normal di Pesantren Sebaiknya Dilakukan Setelah Virus Corona Hilang

BKsPPI

Luwuk.today-Bogor- Badan Koordinasi Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Pusat mengimbau agar pemberlakuan New normal di Pesantren sebaiknya dilakukan setelah virus Corona hilang sama sekali.

Hal itu disampaikan BKsPPI Nomor  027/BKsPPI-R/06/2020 tentang new normal berbasis pendidikan pesantren yang ditanda tangani KH. Didin Hafidhuddin (Ketua Umum) dan KH. Ahmad Alim (Sekretaris).

BKsPPI menilai, wacana dan kebijakan new normal di dunia pendidikan adalah salah satu tahapan new normal yang perlu diperhatikan secara seksama, sebab jika tidak, maka akan menjadi malapetaka baru bagi korban covid-19 ini. kita harus berkaca kepada Perancis dan Korea yang gagal menerapkan new normal di tengah pandemi yang belum landai, dimana anak-anak sekolah justru terpapar virus corona.

Dalam pandangan BKsPPI New normal di lembaga pendidikan itu menyangkut keselamatan generasi bangsa ini, karena itu jika salah langkah, maka bisa menjadi fatal akibatnya. Oleh karena itu ada beberapa masukan kebijakan new normal untuk lembaga pendidikan, terutama pesantren, sebagai berikut :

Pertama, New normal di pesantren sebaiknya dilakukan saat virus corona sudah hilang sama sekali,  sebab interaksi tinggi sesama santri sangat rawan terhadap penularan virus.

Selanjutnya yang kedua, New normal di pesantren sebaiknya dilakukan atas dasar upaya penyelamatan jiwa  santri dan guru, bukan karena kepentingan ekonomi semata.

Ketiga, New normal di pesantren sebaiknya diikuti oleh penyediaan fasilitas kesehatan oleh negara yang lengkap dan profesional, sebab jumlah santri yang banyak akan membutuhkan fasilitas yang banyak pula.

Selain itu New normal pesantren sebaiknya bukan karena pertimbangan spekulasi, namun harus didasarkan oleh berbagai pendekatan saintifik, medis, sosiologis dan spiritual. Kegagalan new normal sekolah di Korea hendaknya menjadi pelajaran penting bagi negeri ini.

Oleh karena itu New normal pesantren setelah pandemi usai harus didukung oleh protokol hidup sehat Islami  yang terkonsep dengan baik dan aplikatif berbasis sosiologi pesantren.

Keenam, New normal di tengah pandemi juga bisa dimaknai belajar di rumah berbasis daring. Oleh karena itu, pesantren bekerja sama dengan kemenag hendaknya menerbitkan model pendidikan Islam di rumah, baik daring oleh guru maupun langsung oleh orang tua.

Ketujuh, Berdasarkan penilaian para ilmuwan, new normal di tengah perkembangan pandemi yang masih ekponensial berarti masih prematur dan kemungkinan berdampak buruk. Oleh sebab itu kemenag jangan terburu-buru memerapkan new normal di pesantren, jika pandemi masih berlangsung.

Delapan, Protokol new normal berbasis pesantren seperti social distancing saat belajar dan pola hidup sehat tidaklah mudah dipraktekkan begitu saja di pesantren, sebab bagaimanapun pesantren memiliki pola interaksi khas yang telah menjadi tradisi. Lebih dari itu, disaat pandemi covid-19 masih berlangsung, protokol covid-19 di pesantren bukan berarti bisa terhindar dari penularan corona sama sekali.

Sembilan, New normal pesantren dimana para santri kembali datang dari berbagai daerah di Indonesia sangat rawan menjadikan pesantren sebagai klaster baru penyebaran corona, sebab orang yang terpapar corona bahkan tidak memiliki gejala khusus.

Oleh karena itu, new normal pesantren hanya bisa dilakukan jika pendemi corona sudah hilang dari negeri ini, lebih banyak menyelamatkan nyawa santri meskipun waktunya lama, dari pada terburu-buru, namun berakibat fatal atas hilangnya nyawa para santri. []

Udin Muna

Udin Muna adalah da'i dan jurnalis Luwuk Today. Pria kelahiran 1980 ini menyukai dunia tulis dan jurnalistik sejak kuliah. Saat ini mukim di Bogor Jawa Barat sebagai guru ngaji. Untuk menyalurkan hobi menulisnya disalurkannya melalui www.luwuk.today dan media lainnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button