BeritaIslamNasional

Akademisi IAIN Kendari Bangga Jadi Kader Wahdah, Ini Alasannya

Foto Dokumentasi Mukernas XII DPP Wahdah Islamiyah 2019
Dokumentasi Mukernas XII DPP Wahdah Islamiyah 2019

Luwuk.today, Makassar – Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Abdul Wahid Mongkito menyatakan perasan bangga jadi kader ormas Wahdah Islamiyah. Hal ini disampaikan Wahid melalui status Facebook, Jum’at (13/12/219) malam.

“Saya bangga jadi kader dari Ormas Wahdah Islamiyah Indonesia”, tulis Wahid mengakhiri tulisannya menyambut Musyawarah Kerja Nasional XII Wahdah Islamiyah.

Wahid mengenal Wahdah semasa kuliah pada program studi Statistka Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin tahun 2016.

“Saya mengenal Organisasi Wahdah Islamiyah (WI) sekitar tahun 2008. Walaupun sebenarnya sejak 2006 saya sudah mengikuti program pembinaan intensif yang disebut dengan Istilah “Tarbiyah”, ungkapnya.

Ia berkisah bahwa  minimnya mata kuliah agama Islam di kampus menjadi alasan para mahasiswa terlibat dalam kegiatan kajian keislaman di kampus.

“Kuliah di kampus umum membuat asupan materi ruhiyah sangat kurang, tidak mungkin mengandalkan mata kuliah Agama Islam yang hanya 2 SKS, keringnya ruhiyah ini membuat sebagian mahasiswa mencari wadah untuk memenuhi dahaga mereka”, jelasnya.

Menurutnya banyak pengajian yang ditawarkan para senior di kampus, namun ia memilih mengaji di Unit Lembaga Dakwah Kampus  Mahasiswa Pencinta Mushalla (LDK- MPM) Unhas yang dibina oleh para Ustadz Wahdah Islamiyah.

Baca Juga: Wahdah Islamiyah Dukung Go Green, Arena Mukernas XII WI Tanpa Minuman Kemasan Plastik

“Saya memilih mengaji  UKM LDK MPM Unhas karena terasa lebih idealis, mungkin juga karena banyak sekampung saya yang ngaji di lembaga ini. Saya baru sadar bahwa UKM ini rupanya tidak 100% independen saat dipaksa menjadi ketua di lembaga ini”, terangnya.

“Dari situ perjalanan bersama Wahdah Islamiyah dimulai”, tegasnya.

Menurut mantan Ketua LDK MPM Unhas ini dakwah yang santun dan pertengahan membuat Wahdah Islamiyah diterima di seluruh Civitas Akademika Universitas Hasanuddin. Sekilas gaya  dan program sosial dan pendidikan  WI mirip dengan Ormas Muhammadiyah. Walaupun banyak yang mengatakan lebih condong ke Salafi dari sisi pemahaman keagamaan.

Hari-hari ini Wahdah  sedang menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) XII di Asrama Haji Sudiang Makassar. “Umurnya yang baru bermukernas ke -12 menunjukan prestasi yang luar biasa”, kata Wahid.

Selain itu pekembangan Wahdah yang pesat kata Ketua Yayasan Ibnu Abbas Muna ini juga berkat peran Ketua Umumnya Ustadz Zaitun Rasmin dan para asatidz yang solid di bawa komando beliau.

Baca Juga: Gelar Mukernas XII, Wahdah Islamiyah Komitmen Jaga Kebersamaan Umat

“Ulama muda ini  (Ustadz Zaitun) tentu tidak berjuang sendirian, karena bersama beliau berbaris dengan rapi dan bershaf dengan sangat indah para asatidz yang mumpuni nan rendah hati, kebanyakan alumni Perguruan Tinggi Islam Timur Tengah bergelar Lc hingga Doktor”, terangnya lagi.

Yang membuat mantan Ketua MPM Unhas ini sangat kagum pada lembaga ini adalah para Asatidz yang memiliki potensi untuk populer dan berdakwah sendiri-sendiri atau  membuat lembaga kajian sendiri, atau jamaah sendiri yg terpisah dari Wahdah Islamiyah.

“Mereka lebih memilih untuk tetap bersama-sama memajukan dakwah  Islam melalui WI. Saya yakin mereka paham jika berjamaah resonansi dakwah akan lebih dahsyat, namun saya juga yakin mereka sadar akan munculnya perbedaan pendapat. Tapi yang saya kagum mereka bisa saling memahami dan saling menguatkan”, tandasnya.  []

Udin Muna

Udin Muna adalah da'i dan jurnalis Luwuk Today. Pria kelahiran 1980 ini menyukai dunia tulis dan jurnalistik sejak kuliah. Saat ini mukim di Bogor Jawa Barat sebagai guru ngaji. Untuk menyalurkan hobi menulisnya disalurkannya melalui www.luwuk.today dan media lainnya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button